Jumat, 22 Agustus 2008

Portugal Tae Kwon Do - Black Belt


Hari Rabu tanggal 13 Agustus 2008, PB. Sinar Perak Pusat kedatangan rombongan tamu bule2 dari Portugal. Salah satunya bernama Mr Nass ingin tahu apa itu silat Indonesia dan pilihannya jatuh kepada kita [ padahal dia salah pilih kayaknya :)) ], kenapa begitu? Karena setahu dia pencak silat penuh dengan kembangan, padahal di PB. Sinar Perak malah tidak ada kembangan (kasian deh).

Pertama kali melihat PB. Sinar Perak adalah pada saat dia berkunjung ke Bali dan disana dia melihat di TV Bali sedang ada siaran latihan PB. Sinar Perak cabang Bali (thank's to Bali).

Karena jadwal yang padat sedangkan mereka harus meneruskan perjalanan ke pulau Jawa jadilah Mr. Nass memutuskan mendatangi pusatnya langsung dan alhamdulillah jadwalnya pas!!

Pas hari Rabu ketika Yogya jadwalnya latihan silat!!.

Jam menunjukan pukul 17.00 WIB Mr. Nass n rombongan datang di lapangan (sedangkan kita latihan mulai pukul 16.00 WIB), langsung mengenalkan diri dan memberitahu keinginannya untuk belajar sedikit mengenai pencak silat.

Dengan disaksikan oleh Pak Latif maka masuklah seorang bule kedalam lapangan, petugas yang melatihnya adalah mas Bagus dibantu dengan mas Adi.

Dengan bahasa Inggris yang kacau beliau ditambah bahasa Tarzan dimulailah pelajaran itu.

Mas Bagus (B) : Pernah ikut beladiri apa?
Mr. Nass (N) : Tae kwo ndo
B : Selain itu?
N : Tidak ada
B : Oke kita mulai (mas Bagus mau nanya sabuknya apa malah lupa - grogi kayaknya - eh malah dianya sudah sabuk hitam, thoeeengg!!!)

Pertama-tama kami hanya mengajarkan jurus dasar yaitu Guntur Pati (pukulan) dan Bayangan Guntur (tendangan) ternyata memang benar kata Guru Besar kita bahwa "walaupun sudah tinggi ilmu beladirinya kalau tidak tahu pukulan dan tendangan yang benar maka tidak akan pernah memukul dan menendang dengan benar".

Mr. Nass terlihat kesulitan melakukan Guntur Pati dan Bayangan Guntur karena dia terpola dengan beladirinya, ketika tahu teknik memukul yang benar dia heran dan takjub, ternyata dengan gerakan yang sedikit berbeda power pukulan yang dihasilkan jauh berbeda, manggut2 dia, tapi tetep belum bisa bener melakukannya.

Satu2nya yang cepat dia pelajari adalah Kelebat Ekor Naga karena hampir mirip dengan yang sering dia latih di Tae Kwon Do (tapi tetep beda) walau begitu tidak butuh waktu lama sehingga dia bisa melakukannya.

Setelah selesai pukulan dan tendangan dia mau belajar yang lain yaitu bertarung ala pencak silat, dan dengan seijin Pak Latif keluarlah 1-2 jurus Banyumili dasar yang sangat sederhana untuk Mr. Nass pelajari dan beberapa demo Banyumili Tingkat Lanjut kami juga tunjukkan, kayaknya gerakan2 tsb bikin Mr. Nass penasaran dan minta diajarin juga Banyumili Tingkat Lanjut (waduuuhh maap mister, kalo nyang ini mah jangan!! rahasia perusahaan neh, hehehehe).

Terus terang dia agak bingung kenapa PB. Sinar Perak menguasai gerakan2 Mix Martial Arts yang terbilang baru padahal pencak silat sudah ada ratusan tahun yang lalu. Setelah kita terangkan bahwa silat PB. Sinar Perak beda dengan perguruan Pencak Silat lain di Indonesia dan itu juga sudah ada ratusan tahun silam, akhirnya dia mulai agak mengerti.

Terakhir guidenya minta agar diadakan latih tanding antara Mr. Nass dengan mas Bagus (thoeengg... this is the man who used black belt mam, are u kidding ??), tapi kelihatannya Mr. Nass juga sungkan dan dia mau jika itu hanya sekedar simulasi, okelah no matter what.

Beberapa tendangan andalan dia keluarkan dan selama itu selalu dimentahkan dan terkunci oleh gerakan2 Banyumili yang dikeluarkan oleh mas Bagus, terlihat Mr. Nass geleng2 kepala dan heran (mungkin pikirnya "kok semudah itu ya dipatahkan gerakan2 saya").

1. Ketika Silat Latihan bareng siswa2 Yogyakarta












2. Mas Bagus nerangin cara mukul dan menendang ala PB. SP yang benar












3. Mr. Nass belajar Guntur Pati dan Kelebat Ekor Naga












4. Latih Tanding















Akhirnya selesailah sudah latihan hari itu khusus dengan Mr. Nass sampai pukul 18.00 WIB lebih, setelah itu kami saling berjabat erat, senyum lega dan puas terlihat diwajah2 mereka, bule2 itu, khususnya Mr. Nass, lalu kami saling berpamitan.
Sama sekali kami tidak menyangka bahwa Mr. Nass ternyata pemegang sabuk Hitam di perguruannya karena begitu lembut dan juga santun sikap dan tuturkatanya, salut untuk Mr. Nass akan hal itu.
Satu hal lagi ajaran Guru Besar kita kembali tergiang "hati2 dengan orang yang sikapnya halus dan santun (jangan diremehkan), biasanya dia malah menyembunyikan keunggulannya".
Thank's Mr. Nass, good bye and we hope u enjoy, see u soon..........


2 komentar:

bayu mengatakan...

foto no 2 kayak dah pernah liat Bintang pelmnya yak..........

Haloo om........
pa kabar, kangen nih.....

salam

Were mengatakan...

Setelah membaca jadi ingin belajar